Minggu, 25 Mei 2014

SINTAKSIS



JURNAL ANALISIS PENGELOMPOKAN FRASA BERDASARKAN SISTEM DISTRIBUSI UNSUR-UNSURNYA

Dosen pengampu: Ermawati. S, S.Pd, M.A

 

 


                                                
Disusun Oleh Klompok 5
1.      Gunati
2.      Ervina
3.      Destry Ayu Putri
4.      Hesti Haryati
5.      Riki Suhari
6.      Lina Lestari

PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt., yang maha kuasa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kita bersama masih diberikan kesehatan sehingga dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari tanpa ada suatu halangan apapun. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan alam Nabi agung Muhammad Saw karena atas wasilah petunjuk beliau kita dapat berhijrah dari zaman jahiliah menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Pada makalah ini Insya Allah penulis akan menyajikan beberapa hal yang berhubungan dengan frasa, serta beberapa contoh untuk lebih mudah dimengerti bagi kita semua. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin…

Pekanbaru, 15 Mei2014

Penulis,


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2
1.3 Tujan Penulisan ...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian frasa ...............................................................................................3
2.2 Pembagian frasa ...............................................................................................3
2.3 analisis pengelompokan frasa berdasarkan sistem distribusi unsur-unsurnya.6
BAB III PENUTUP                               
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................9
3.2 Saran ...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Analisis dalam hal ini merupakan penyelidikan terhadap penggunaan frasa dalam sebuah wacana dengan berpedoman pada ilmu bahasa tataran sintaksis. Sejalan dengan pendapat Tarigan dalam bukunya Prinsip-Prinsip Dasar Sintaksis (2009:4) bahwa sintaksis adalah salah satu cabang dari tata bahasa yang membicarakan struktur kalimat, klausa, dan frase.
Kalimat merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari beberapa kata yang membentuk frasa dan beberapa frasa membentuk klausa. Kata adalah  satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri. Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif atau tidak terdapat suatu makna pekerjaan sedangkan klausa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat predikatif atau terdapat makna pekerjaan atau perbuatan yang disebut unsur predikat.Menurut Cook, Elson, dan Pickett dalam Tarigan (2009: 57) frasa adalah satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih, yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa.
Analisis frasa dapat dilakukan dengan cara melihat jenis frasa, jenis penyusunan frasa dan pengelompokan frasa berdasarkan sistem distribusi unsur-unsurnya. Berdasarkan jenisnya frasa dibedakan atas: (a) frasa nominal, (b) frasa verbal, (c) frasa adjektival, (d) frasa bilangan, (e) frasa adverbial, dan (f) frasa preposisional ( Mulyono, 2012: 25-29). Dari segi penyusunan frasa,  Chaer dalam bukunya Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses) (2009:121-149 menyatakan bahwa dari segi penyusunannya frasa dibedakan atas: (a) penyusunan frasa nominal, (b) penyusunan frasa verbal, (c) penyusunan frasa ajektifal, dan (d) penyusunan frasa preposional. Sedangkan  pengelompokan frasa berdasarkan sistem distribusi unsur-unsurnya menurut Mulyono (2012:15-18) di bedakan atas: (a) frasa endosentris dan (b) frasa eksosentris.
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Apa yang dimaksud dengan frasa?
1.2.2        Bagaimana pembagian frasa?
1.2.3        Analisis Pengelompokan Frasa Berdasarkan Sistem Distribusi Unsur-unsurnya?

1.3  Tujuan Masalah
1.3.1        Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan frasa
1.3.2        Untuk mengetahui bagaimana pembagian
1.3.3        Untuk mengetahui analisis pengelompokan frasa berdasarkan sistem distribusi unsur-unsurnya

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Frasa
Menurut Cook, Elson, dan Pickett dalam Tarigan (2009: 57) frasa adalah satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih, yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa. Sedangkan menurut Ramlan (2005:138)  frasa ialah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Jadi, frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat non-predikatif atau tidak memiliki unsur predikat yang menyatakan perbuatan.
2.2  Pembagian frasa
1.      Frasa Endosentrik
FrasaEndosentrik adalah frasa yang berdistribusi sama dengan salah satu unsurnya atau dengan semua unsurnya. Frasa yang berdistribusi sama (hanya) dengan salah satu unsurnya disebut frasaendosentrik atributif. Sedangkan frasa endosentrik yang berdistribusi sama dengan semua unsur-unsurnya disebut frasa endosentrik koordinatif dan frasa endosentrik apositif.
a.       Frasa Endosentrik Atributif
Frasaendosentrik atributif  adalah frasa yang berdistribusi sama (hanya) dengan salah satu unsurnya. Unsur frasa yang dicetak tebal dalam contoh frasa endosentrik artibutif di bawah merupakan unsur yang bisa berdistribusi sama dengan frasa yang bersangkutan. Unsur frasa yang berdistribusi sama dengan frasa yang bersangkutan disebut unsur inti, sedangkan unsur yang lain disebut unsur artibut.Contoh:
1.      Anak nakal
2.      Orang itu
3.      Hari  ini
4.      Pembangunan lima tahun
5.      sedang belajar
Setiap frasa endosentrik artibutif selalu dapat ditentukan pola hubungan semantik antarunsur-unsurnya. Ada yang berpola diterangkan-menerangkan (pola D-M), dan ada pula yang berpola menerangkan-diterangkan (pola M-D). Unsur inti frasa selalu merupakan unsur D dan unsur artibutif  selalu merupakan unsur M.
b.      Frasa endosentrik Koordinatif
Frasa endosentrik koordinatif  adalah frasa endosentrik yang berdistribusi sama dengan semua unsur-unsurnya.  Frasa ini terdiri atas unsur-unsur yang setara. Kesetaraannya dapat dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung danatau, maupun, dan serta.
Unsur frasa yang di cetak tebal dalam contoh frasa endosentrik koordinatif di bawah merupakan unsur inti, sedangkan unsur yang tidak dicetak tebal merupakan unsur koordinatif atau penghubung yang menandakan sifat frasa endosentrik koordinatif. Pola hubungan semantis antarunsur frasa endosentrik koordinatif hanya memiliki hubungan yang setara dengan kata perangkai baik danatau, maupun, danserta lazim disebut unsur koordinatif.Contoh:
6.      mobil dan motor
7.      kucing atau anjing
8.      rumah dan pekarangan
9.      suami atau istri
10.  ayah dan ibu
                              
c.       Frasa Endosentrik Apositif
Kata apositif berasal dari bentuk dasar aposisi yang artinya ungkapan yang menerangkan atau memberikan keterangan tentang ungkapan sebelumnya. Jadi, frasa endosentrik artibutif apositif memiliki unsur yang diterangkan  (D) disebut unsur utama dan ada unsur yang menerangkan (M). Contoh:
11.  Aida, kakaknya, datang dari Kebumen.
12.  Hersi, putra pak Herman, cerdas sekali.
13.  Rahmad, ketua HIMA PBI FKIP UIR, sangat kreatif.
Unsur frasa yang dicetak tebal merupakan unsur inti dalam frasa endosentrik apositif.  Distribusi yang bersangkutan sama dengan unsur-unsurnya tampak dalam kalimat-kalimat di bawah ini
(11a)  Aida datang dari Kebumen.
(11b) Kakaknya datang dari Kebumen.
(12a) hersi cerdas sekali.
(12b) Putra pak Herman cerdas sekali.
(13a) Rahmad sangat kreatif.
(13b) Ketua HIMA PBI FKIP UIR sangat kreatif.
Dengan demikian, bisa dirumuskan bahwa frasa endosentris apositif merupakan frasa yang berdistribusi sama dengan unsurnya. Misalnya dalam contoh(11)  Aida, kakaknya, datang dari Kebumen. unsur Aida sama dengan unsurkakaknya, maka unsur Aida bisa digantikan posisi kakaknya dan unsur kakaknyadalam kalimat bisa dihilangkan menjadi contoh kalimat (11a) Aida  datang dari kebumen. Atau sebaliknya menjadi contoh kalimat (11b).
2.      Frasa Eksosentrik
Frasa eksosentirik memiliki sistem distribusi yang berbeda dengan frasa endosentrik. Frasa endosentrik adalah frasa yang dalam sistem distribusinya bisa di-wakil-i oleh salah satu atau semua unsurnya. Frasa Eksosentrik adalah frasa yang tidak memiliki distribusi sama dengan unsur-unsurnya. Frasa eksosentrik ini hanya terdiri atas satu tipe frasayakni frasa eksosentris direktif.
Frasa eksosentrik direktif adalah frasa yang terdiri atas unsur preposisi atau kata depan dan kata benda,atau kata sifat. Contoh:
14.  di perumahan kami
15.  untuk gurunya
16.  dengan gembira
17.  terhadap siapa pun
Unsur frasa yang dicetak tebal merupakan unsur preposisi yang menandakan adanaya frasa eksosentrik direktif. Contoh frasa eksosentrik direktif  di atas tidak bisa berdistribusi secara sama dengan unsur-unsurnya.

2.3  Analisis Pengelompokan Frasa Berdasarkan Sistem Distribusi Unsur-unsurnya
Dalam Rubrik Selebritis pada koran Riau Pos edisi 11 Februari 2014 terdiri atas enam judul. Setiap judu l dalam Rubrik tersebut penulis jadikan sebagai satu data, maka ada enam data yang akan dianalisis.
1.      Analisis Frasa Endosentrik dan Frasa Eksosentrik  pada Data I
Judul : Farhat Abas Akui Berduaan dengan Regina
Unsur Frasa
Endosentrik
Eksosentrik
Artibutif
Koordinatif
Apositif
Direktif
kisruh perceraianya
Farhat dan Nia
Hilal, suami Regina
dengan Nia Daniati
Jakarta Selatan
Regina dan  Ilal

di salon
 wanita lain


di kawasan Tebet
 rumah tangga


ke salon
tidak menyangkal


di kuburan
salon kecantikan


di kawasan Epicentrum



ke suatu program acara



dengan Regina



dengan dirinya

Pada kolom frasa Endrosentrik terbagi menjadi tiga bagian yaitu frasa endosentrik artibutif, frasa endosentrik koordinatif, dan frasa endosentrik apositif. Pada data I tepatnya kolom frasa endosentrik terdapat enam frasa endosentrik artibutif yaitu: kisruhperceraianya, Jakarta Selatan, wanita lain, rumah tangga, tidak menyangkaldansalon kecantikanMasing-masing contoh frasa tersebut memiliki unsur inti dan unsur artibutif. Unsur inti pada masin-masing frasa di atas ditandai dengan dicetak tebal dengan pola hubungan hubungan semantik diterangkan unsur tersebut yaitu: kisruh, Jakarta, wanita, rumah, menyangkal, salon, dan acara, sedangkan unsur artibutif pada masing-masing frasa di atas yaitu perceraianya, selatan, lain, tangga, menyangkal, kecantikan, dan satu program. Berbeda dengan unsur inti memiliki sifat diterangkan, unsur artibutif ini bersifat menerangkan unsur inti. Pola hubungan semantik antar unsur-unsurnya adalah pola D-M.
Pada data I, terdapat dua frasa endosentrik koordinatif yaitu Farhat dan Nia danRegina dan IlalPada kedua frasa tersebut yang menandakan bahwa frasa tersebut adalah frasa endosentrik koordinatif yaitu penggunaan konjungsi dan sebagai penghubung antaraFarhat Abas, Nia dan Regina, Ilal. Pada farasa endosentrik koordinatif ini memiliki pola hubungan yang setara, kata perangkai dan disebut unsur koordinatif.
Pada data 1, juga terdapat satu frasa endosentrik apositif yaitu Hilal, suami Regina.Dalam frasa endosentrik apositif ada unsur yang diterangkan atau unsur utama (D) yaitu Hilaldan ada unsur yang menerangkan (M) yaitu Suami Regina. Kedua unsur tersebut bisa berdistribusi sama dengan frasa yang bersangkutan.
Selain terdapat frasa endosentrik, pada data I juga terdapat sembilan frasa eksosentrik direktif yaitu dengan Nia Daniati, di salon, di kawasan Tebet, ke salon, di kuburan, dikawasan Epicentrum, ke suatu program acara, dengan Regina, dan dengan dirinya.Frasa eksosentrik direktif terdiri atas kata depan dan kata benda atau kata sifat. Dari sembilan frasa eksosentrik direktif tersebut yang tergolong ke dalam frasa eksosentrik direktif yang terdiri atas kata depan dan kata benda.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Frasa adalah satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih, yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa. Frasa ialah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Jadi, frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat non-predikatif atau tidak memiliki unsur predikat yang menyatakan perbuatan.
Berdasarkan jenisnya frasa dibedakan atas: (a) frasa nominal, (b) frasa verbal, (c) frasa adjektival, (d) frasa bilangan, (e) frasa adverbial, dan (f) frasa preposisional ( Mulyono, 2012: 25-29).
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang bisa kami buat semoga bermanfaat untuk kita semua terutama bagi pembacanya. Meskipun penulis menyadari bahwa banyak kekurang dalam penulisan makalah ini. Dan semoga apa yang di sampaikan oleh penulis bisa diterapkan oleh pendengar semua dan bisa juga praktikkan dalam proses pembelajaran nanti.

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta:   Rineka Cipta
Mulyono. 2012. Ihwal Kalimat Bahasa Indonesia dan Problematik Penggunaanya.Bandung: Yrama Widya.
Tarigan. 2009. Prinsip-Prinsip Dasar Sintaksis. Bandung: Angkasa Bandung.