Dosen pengampu: Ermawati. S, S.Pd, M.A
Disusun Oleh Klompok 5
1.
Gunati
2.
Ervina
3.
Destry
Ayu Putri
4.
Hesti
Haryati
5.
Riki
Suhari
6.
Lina
Lestari
PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah Swt., yang maha kuasa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kita bersama masih diberikan kesehatan sehingga dapat melaksanakan
aktifitas sehari-hari tanpa ada suatu halangan apapun. Shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada junjungan alam Nabi agung Muhammad Saw karena atas wasilah petunjuk beliau kita dapat berhijrah dari zaman jahiliah menuju zaman yang penuh dengan
ilmu pengetahuan.
Pada
makalah ini Insya Allah penulis akan menyajikan beberapa hal yang berhubungan
dengan frasa, serta beberapa contoh untuk lebih mudah dimengerti bagi kita
semua. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin…
Pekanbaru,
15 Mei2014
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
........................................................................................
i
DAFTAR
ISI
......................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah
..........................................................................................2
1.3 Tujan Penulisan
...............................................................................................2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian frasa
...............................................................................................3
2.2 Pembagian frasa
...............................................................................................3
2.3 analisis
pengelompokan frasa berdasarkan sistem distribusi unsur-unsurnya.6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
.....................................................................................................9
3.2 Saran ...............................................................................................................9
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis dalam hal ini merupakan
penyelidikan terhadap penggunaan frasa dalam sebuah wacana dengan berpedoman
pada ilmu bahasa tataran sintaksis. Sejalan dengan pendapat Tarigan dalam
bukunya Prinsip-Prinsip Dasar Sintaksis (2009:4) bahwa
sintaksis adalah salah satu cabang dari tata bahasa yang membicarakan struktur
kalimat, klausa, dan frase.
Kalimat merupakan satuan gramatikal
yang terdiri dari beberapa kata yang membentuk frasa dan beberapa frasa
membentuk klausa. Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat
berdiri sendiri. Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat
nonpredikatif atau tidak terdapat suatu makna pekerjaan sedangkan klausa adalah
gabungan dua kata atau lebih yang bersifat predikatif atau terdapat makna
pekerjaan atau perbuatan yang disebut unsur predikat.Menurut Cook, Elson, dan
Pickett dalam Tarigan (2009: 57) frasa adalah satuan linguistik yang secara
potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih, yang tidak mempunyai
ciri-ciri klausa.
Analisis frasa dapat dilakukan
dengan cara melihat jenis frasa, jenis penyusunan frasa dan pengelompokan frasa
berdasarkan sistem distribusi unsur-unsurnya. Berdasarkan jenisnya frasa
dibedakan atas: (a) frasa nominal, (b) frasa verbal, (c) frasa adjektival, (d)
frasa bilangan, (e) frasa adverbial, dan (f) frasa preposisional ( Mulyono,
2012: 25-29). Dari segi penyusunan frasa, Chaer dalam bukunya Sintaksis
Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses) (2009:121-149) menyatakan
bahwa dari segi penyusunannya frasa dibedakan atas: (a) penyusunan frasa
nominal, (b) penyusunan frasa verbal, (c) penyusunan frasa ajektifal, dan (d)
penyusunan frasa preposional. Sedangkan pengelompokan frasa
berdasarkan sistem distribusi unsur-unsurnya menurut Mulyono (2012:15-18) di
bedakan atas: (a) frasa endosentris dan (b) frasa eksosentris.
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1
Apa yang dimaksud
dengan frasa?
1.2.2
Bagaimana pembagian
frasa?
1.2.3
Analisis Pengelompokan Frasa
Berdasarkan Sistem Distribusi Unsur-unsurnya?
1.3
Tujuan
Masalah
1.3.1
Untuk mengetahui apa yang
dimaksud dengan frasa
1.3.2
Untuk mengetahui bagaimana
pembagian
1.3.3
Untuk mengetahui analisis
pengelompokan frasa berdasarkan sistem distribusi unsur-unsurnya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Frasa
Menurut Cook, Elson, dan Pickett
dalam Tarigan (2009: 57) frasa adalah satuan linguistik yang secara potensial
merupakan gabungan dua kata atau lebih, yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa.
Sedangkan menurut Ramlan (2005:138) frasa ialah satuan gramatik yang
terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur
klausa. Jadi, frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat
non-predikatif atau tidak memiliki unsur predikat yang menyatakan perbuatan.
2.2
Pembagian frasa
1. Frasa Endosentrik
FrasaEndosentrik adalah frasa yang berdistribusi
sama dengan salah satu unsurnya atau dengan semua unsurnya. Frasa yang
berdistribusi sama (hanya) dengan salah satu unsurnya disebut frasaendosentrik
atributif. Sedangkan frasa endosentrik yang berdistribusi sama dengan semua
unsur-unsurnya disebut frasa endosentrik koordinatif dan frasa endosentrik
apositif.
a. Frasa Endosentrik Atributif
Frasaendosentrik
atributif adalah frasa yang berdistribusi sama (hanya) dengan salah
satu unsurnya. Unsur frasa yang dicetak tebal dalam contoh frasa endosentrik
artibutif di bawah merupakan unsur yang bisa berdistribusi sama dengan frasa
yang bersangkutan. Unsur frasa yang berdistribusi sama dengan frasa yang
bersangkutan disebut unsur inti, sedangkan unsur yang lain disebut unsur
artibut.Contoh:
1. Anak nakal
2. Orang itu
3. Hari ini
4. Pembangunan lima tahun
5. sedang belajar
Setiap frasa endosentrik artibutif
selalu dapat ditentukan pola hubungan semantik antarunsur-unsurnya. Ada yang
berpola diterangkan-menerangkan (pola D-M), dan ada pula yang berpola
menerangkan-diterangkan (pola M-D). Unsur inti frasa selalu merupakan unsur D
dan unsur artibutif selalu merupakan unsur M.
b. Frasa endosentrik Koordinatif
Frasa endosentrik
koordinatif adalah frasa endosentrik yang berdistribusi sama dengan
semua unsur-unsurnya. Frasa ini terdiri atas unsur-unsur yang
setara. Kesetaraannya dapat dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu
dihubungkan dengan kata penghubung dan, atau,
maupun, dan serta.
Unsur frasa yang di cetak tebal
dalam contoh frasa endosentrik koordinatif di bawah merupakan unsur inti,
sedangkan unsur yang tidak dicetak tebal merupakan unsur koordinatif atau
penghubung yang menandakan sifat frasa endosentrik koordinatif. Pola hubungan
semantis antarunsur frasa endosentrik koordinatif hanya memiliki hubungan yang
setara dengan kata perangkai baik dan, atau,
maupun, danserta lazim disebut unsur
koordinatif.Contoh:
6. mobil dan motor
7. kucing atau anjing
8. rumah dan pekarangan
9. suami atau istri
10. ayah dan ibu
c. Frasa Endosentrik Apositif
Kata apositif berasal dari bentuk
dasar aposisi yang artinya ungkapan yang menerangkan atau memberikan keterangan
tentang ungkapan sebelumnya. Jadi, frasa endosentrik artibutif apositif
memiliki unsur yang diterangkan (D) disebut unsur utama dan ada
unsur yang menerangkan (M). Contoh:
11. Aida, kakaknya, datang dari Kebumen.
12. Hersi, putra pak Herman, cerdas sekali.
13. Rahmad, ketua HIMA PBI FKIP
UIR, sangat
kreatif.
Unsur frasa yang dicetak tebal
merupakan unsur inti dalam frasa endosentrik apositif. Distribusi yang
bersangkutan sama dengan unsur-unsurnya tampak dalam kalimat-kalimat di bawah
ini
(11a) Aida datang dari Kebumen.
(11b) Kakaknya datang dari Kebumen.
(12a) hersi cerdas sekali.
(12b) Putra pak Herman cerdas sekali.
(13a) Rahmad sangat kreatif.
(13b) Ketua HIMA PBI FKIP UIR sangat kreatif.
Dengan demikian, bisa dirumuskan
bahwa frasa endosentris apositif merupakan frasa yang berdistribusi sama dengan
unsurnya. Misalnya dalam contoh(11) Aida, kakaknya, datang
dari Kebumen. unsur Aida sama dengan unsurkakaknya,
maka unsur Aida bisa digantikan posisi kakaknya dan
unsur kakaknyadalam kalimat bisa dihilangkan menjadi contoh kalimat
(11a) Aida datang dari kebumen. Atau sebaliknya menjadi
contoh kalimat (11b).
2. Frasa Eksosentrik
Frasa eksosentirik memiliki sistem
distribusi yang berbeda dengan frasa endosentrik. Frasa endosentrik adalah
frasa yang dalam sistem distribusinya bisa di-wakil-i oleh salah satu atau
semua unsurnya. Frasa Eksosentrik adalah frasa yang tidak memiliki distribusi
sama dengan unsur-unsurnya. Frasa eksosentrik ini hanya terdiri atas satu tipe
frasayakni frasa eksosentris direktif.
Frasa eksosentrik direktif adalah
frasa yang terdiri atas unsur preposisi atau kata depan dan kata benda,atau
kata sifat. Contoh:
14. di perumahan kami
15. untuk gurunya
16. dengan gembira
17. terhadap siapa pun
Unsur frasa yang dicetak tebal
merupakan unsur preposisi yang menandakan adanaya frasa eksosentrik direktif.
Contoh frasa eksosentrik direktif di atas tidak bisa berdistribusi
secara sama dengan unsur-unsurnya.
2.3
Analisis Pengelompokan Frasa Berdasarkan Sistem Distribusi
Unsur-unsurnya
Dalam Rubrik Selebritis pada koran
Riau Pos edisi 11 Februari 2014 terdiri atas enam judul. Setiap judu l dalam
Rubrik tersebut penulis jadikan sebagai satu data, maka ada enam data yang akan
dianalisis.
1. Analisis Frasa Endosentrik dan Frasa
Eksosentrik pada Data I
Judul : Farhat Abas Akui Berduaan
dengan Regina
Unsur Frasa
|
|||
Endosentrik
|
Eksosentrik
|
||
Artibutif
|
Koordinatif
|
Apositif
|
Direktif
|
kisruh perceraianya
|
Farhat dan Nia
|
Hilal, suami Regina
|
dengan Nia Daniati
|
Jakarta Selatan
|
Regina dan Ilal
|
di salon
|
|
wanita lain
|
di kawasan Tebet
|
||
rumah tangga
|
ke salon
|
||
tidak menyangkal
|
di kuburan
|
||
salon kecantikan
|
di kawasan Epicentrum
|
||
ke suatu program acara
|
|||
dengan Regina
|
|||
dengan dirinya
|
Pada kolom frasa Endrosentrik
terbagi menjadi tiga bagian yaitu frasa endosentrik artibutif, frasa
endosentrik koordinatif, dan frasa endosentrik apositif. Pada data I tepatnya
kolom frasa endosentrik terdapat enam frasa endosentrik artibutif yaitu: kisruhperceraianya, Jakarta Selatan, wanita lain, rumah tangga, tidak menyangkal, dansalon kecantikan. Masing-masing
contoh frasa tersebut memiliki unsur inti dan unsur artibutif. Unsur inti pada
masin-masing frasa di atas ditandai dengan dicetak tebal dengan pola hubungan
hubungan semantik diterangkan unsur tersebut yaitu: kisruh, Jakarta,
wanita, rumah, menyangkal, salon, dan acara, sedangkan unsur
artibutif pada masing-masing frasa di atas yaitu perceraianya, selatan,
lain, tangga, menyangkal, kecantikan, dan satu program. Berbeda dengan
unsur inti memiliki sifat diterangkan, unsur artibutif ini bersifat menerangkan
unsur inti. Pola hubungan semantik antar unsur-unsurnya adalah pola D-M.
Pada data I, terdapat dua frasa
endosentrik koordinatif yaitu Farhat dan Nia danRegina dan Ilal. Pada
kedua frasa tersebut yang menandakan bahwa frasa tersebut adalah frasa
endosentrik koordinatif yaitu penggunaan konjungsi dan sebagai
penghubung antaraFarhat Abas, Nia dan Regina,
Ilal. Pada farasa endosentrik koordinatif ini memiliki pola
hubungan yang setara, kata perangkai dan disebut unsur
koordinatif.
Pada data 1, juga terdapat satu
frasa endosentrik apositif yaitu Hilal, suami Regina.Dalam
frasa endosentrik apositif ada unsur yang diterangkan atau unsur utama (D)
yaitu Hilaldan ada unsur yang menerangkan (M) yaitu Suami Regina. Kedua
unsur tersebut bisa berdistribusi sama dengan frasa yang bersangkutan.
Selain terdapat frasa endosentrik,
pada data I juga terdapat sembilan frasa eksosentrik direktif yaitu dengan Nia
Daniati, di salon, di kawasan Tebet, ke salon,
di kuburan, dikawasan Epicentrum, ke suatu program
acara, dengan Regina, dan dengan dirinya.Frasa
eksosentrik direktif terdiri atas kata depan dan kata benda atau kata sifat.
Dari sembilan frasa eksosentrik direktif tersebut yang tergolong ke dalam frasa
eksosentrik direktif yang terdiri atas kata depan dan kata benda.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Frasa adalah satuan linguistik yang
secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih, yang tidak mempunyai
ciri-ciri klausa. Frasa ialah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau
lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Jadi, frasa adalah
gabungan dua kata atau lebih yang bersifat non-predikatif atau tidak memiliki
unsur predikat yang menyatakan perbuatan.
Berdasarkan jenisnya frasa dibedakan
atas: (a) frasa nominal, (b) frasa verbal, (c) frasa adjektival, (d) frasa
bilangan, (e) frasa adverbial, dan (f) frasa preposisional ( Mulyono, 2012:
25-29).
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang bisa kami buat semoga
bermanfaat untuk kita semua terutama bagi pembacanya. Meskipun penulis
menyadari bahwa banyak kekurang dalam penulisan makalah ini. Dan semoga apa
yang di sampaikan oleh penulis bisa diterapkan oleh pendengar semua dan bisa
juga praktikkan dalam proses pembelajaran nanti.
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer,
Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses).
Jakarta: Rineka Cipta
Mulyono.
2012. Ihwal Kalimat Bahasa Indonesia dan Problematik Penggunaanya.Bandung:
Yrama Widya.
Tarigan. 2009. Prinsip-Prinsip
Dasar Sintaksis. Bandung: Angkasa Bandung.
http://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/913/760
diakses kamis 15mei2014