ANALISIS
BENTUK GAYA BAHASADAN MAKNA PANTUN CACA’INAI DALAM ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT
KELURAHAN PERANAP KECAMATAN PERANAP KEBUPATEN INDRAGIRI HULU
A.    
5
HAL DALAM LATAR BELAKANG MASALAH
1.     
TEORI
       Menurut 
Atar  Semi (1994:133) “Kecuali
mantra, pantun merupakan bentuk puisi tradisional yang paling tua, mungkin
hampir  sema usianya dengan bangsa
Indonesia sendiri”.  Tradisi berpantun
termasuk dalam golongan sastra lisan. Seperti yang dikemukakan UU. Hamidy
(1982:11) “ sastra lisan di daerah Indonesia adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari khasanah nasional karena bahasa dan kebudayaan daerah
merupakan penunjang dalam pengembangan bahasa dan kebudayaan nasional. Abd.
Syukur Ibrahim (1987:43) mengatakan “menurut bentuknya  pantun dibedakan atas:  (1) pantun biasa, (2) pantun berkait, (3)
talibun, (4) pantun kilat.
2.        
PENELITIAN
SEBELUMNYA
          Vonni Betrayati pada tahun 2005 Mahasiswa
Universitas Islam Riau, dengan judul penelitian “Nilai-nilai Pendidikan dalam
Pantun Pengiring Rarak Melayu Rantau Kuantan Kabupaten Kuantan Sengingi.
Kemudian juga diteliti oleh Nur Afnida pada tahun 2008 Mahasiswa Universitas
Islam Riau, dengan judul “Makna, Gaya Bahasa dan Fungsi Mantra pada Upara
Memelihara Kampung di Desa Bukit Batu. 
3.        
PEMBATASAN
MASALAH
Penulis
Memfokuskan  penelitian ini pada bentuk,
gaya bahasa  dan makna  pantun Caca’inai dalam adat perkawinan
masyarakat Keluruhan  Peranap Kecamatan Peranap
Kabupaten Indragiri Hulu. 
4.        
MANFAAT
PENELITIAN
         Manfaat enelitian  ini ialah dapat diketahui secara jelas
keberadaan pantun caca’inai yang ada dalam adat perkawinan masyarakat Kelurahan
Peranap Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu.
5.     
RUANG
LINGKUP PENELITIAN
        Bentuk, gaya bahasa dan makna pantun
caca’inai yang ada dalam adat perkawinan masyarakat Kelurahan Peranap Kecamatan
Peranap Kabupaten Indragiri Hulu ini termasuk ke dalam ruang lingkup kajian
ilmu sastra, khususnya kritik sastara. Kajian kritik sastra dapat dilakukan
terhadap unsur intrinsic karya tersebut ataupun 
unsur ekstrinsiknya.
B.     
MASALAH
      Berdasarkan latar belakang yang telah
dikutip penulis dari skripsi yang berjudul 
Analisis Bentuk Gaya Bahasa dan Makna Pantun Caca’inai dalam Adat
Perkawinan Masyarakat Kelurahan Peranap Kecamatan Peranap Kebupaten Indragiri
Hulu dapat simpulkan bahwa masalah yang dapat dipaparkan adalah bentuk, gaya
bahasa, dan makna.
C.     
TUJUAN
      Penelitian ini bertujuan mengumpulkan
data dan memberi gambaran tentang bentuk, gaya bahasa dan makna pantun
Caca’inai dalam adat perkawinan masyarakat Peranap Kecamatan Peranap Kabupaten
Indragiri Hulu. 
D.       
TEKNIK
PENGUMUMPILAN DATA
Untuk
mendapatkan data penelitian penulis menggunakan teknik pengumpulan data: 
1.      Teknik
observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian yaitu
acara  Caca’inai dalam adat perkawinan
masyarakat Peranap Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu. 
2.      Teknik
rekaman, dilakukan untuk mendapatkan pantun caca’inai secara utuh dari orang
yang membawakan pantun caca’inai dalam perkawinan masyarakat Peranap Kecamatan
Peranap Kabupaten Indragiri Hulu. 
3.      Teknik
wawancara, yaitu teknik  ini dipergunakan
untuk mendapatkan data penelitian yang dilakukan terhadap responden utama
maupun kepada responden pelengkap yang dianggap telah memenuhi persyaratan dan
patut memberi keterangan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan pantun
caca’inai
E.     
TEKNIK
ANALISIS DATA
Langkah
yang digunakan dalam analisis data tersebut adalah:
1.      Data
pantun yang terkumpul secara lisan ditransliterasi ke dalam bahasa tulis.
2.      Pantun
yang sudah ditulis kemudian dianalisis sesuai masalh penelitian.
3.      Pantun
yang sudah dianalisis kemudian disimpulkan.
4.      Data
dideskripsikan menjadi laporan penelitian.
F.      
KESIMPULAN
Berdasarkan
analisis data yang telah penulis lakukan, selanjutnya dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1.      Pantun
Caca’inai dalam adat perkawinan masyarakat Peranap Kecamatan Peranap Kabupaten
Indragiri Hulu memiliki dua bentuk pantun yaitu: a) pantun biasa, b) talibun.
2.      Gaya
bahasa yang terdapat dalam pantun Caca’inai dalam adat perkawinan masyarakat
Peranap Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu sangat beragam. Gaya bahasa
tersebut yaitu; a) gaya bahasa perbandingan, b) gaya bahasa metafora, c) gaya
allegori, d) gaya bahasa sinekdoki, e) gaya bahasa aliterasi, f) gaya bahasa
asonansi, g) gaya bahasa anastroh, h) gaya bahasa apofasif, i) gaya bahasa
apostrof, j) gaya bahasa eufemismus, k) gaya bahasa litotes, l) gaya bahasa
hsteron proteron, m) gaya bahasa pleonasme, n) gaya bahasa perifrasis, o) gaya
bahasa erotis, p) gaya bahasa hiperpola.
3.      Pantun
Caca’inai dalam adat perkawinan masyarakat Peranap Kecamatan Peranap Kabupaten
Indragiri Hulu mengandung makna denotative dan makna konotatif.



